Minggu, 03 Januari 2016

KERANGKA KARANGAN (OUTLINE)

PENGERTIAN

Outline adalah kerangka, regangan atau garis besar. Jadi outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis. Karangan adalah karya tulis dari kegiatan seseorang mengungkap kan gagasan melalui bahasa tulisan. Jadi, kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis besar dari suatu karangan atau tulisan secara sistematis dari pikiran –pikiran utama dan penjelas yang menjadi pokok bahasan.

2.      Manfaat outline (kerangka karangan)
a.       Untuk menjamin tulisan terarah dan konseptual
b.      Untuk menyusun kerangka karangan secara teratur
c.       Membantu penulis melihat gagasan dalam kilas pandang sehingga tulisan memiliki hubungan timbal balik yang disajikan dengan baik.
d.      Memudahkan penulis menciptakan klimak yang berbeda-beda.
e.       Menghindari penggarapan topik lebih daru dua kali atau lebih
f.       Memudahkan penulis mencari materi pembantu.

3.      Pola susunan outline
Secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Pola alamiah merupakan suatu urutan unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata. Pola alamiah memakai pendekatan beradasrkan faktor alamiah yang esensial dan mengikutin keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Pola alamiah terbagai menjadi 3 yaitu:
§  Kronologis (waktu) merupakan urutan yang didasarkan runtutan peristiwa. Contoh yaitu riwayat hidup seseorang.
§  Spasial (ruang) merupakan ladasan yang paling penting bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat denga ruang atau tempat. Urutan ini biasa digunaka dalam tulisan yang bersifat deskriptif. Contoh yaitu dalam topik hutan yang sering mengalami kebakaran.
§  Topik yang ada merupakan suatu peralihan yang dapat dimasukkan dalam pola alamiah adalah urutan beradasarkan topik yang ada. Suatu peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarlan hal tersebut, mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan berurut dalam karanga tanpa mempersoalkan bagian mana yang lebih penting.

b.      Pola logis merupakan tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menetukaan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu susunan yang logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya tetapi erat denga tanggapan penulis. Pola logis menggunakan pendekatan jalan pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dibagi menjadi 6 yaitu:
§  Klimaks dan antiklimaks. Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Contoh nya dalam topik turunnya Suharto seperti keresahan masyarakat, praktek KKN dan  kerusahan sosial
§  Kausal. Mencakup dua pola yaitu urutan sebgai sebab  ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah dianggak sebagai sebab yang kemudian di lanjutkan dengan perincian yang menelusuri akibat yang  mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau persoalan yang umumnya dihadapi manusia. Contohnya dalam topik krisis moneter melanda tanah air seperti tingginya harga bahan pangan, penyebab krisis moneter dan dampaknya.
§  Pemecahan masalah. Dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atas permasalahan tersebut. Uraian yang mempergunakan landasan ini teridiri dari tiga bagain utama yaitu deskripsi mengenai peristiwa, dan akhirnya alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Contohnya dalam topik virus flu babi seperti apa itu viru h5n1, bahaya virus tersebut dan cara menganggulanginya.
§  Umum khusus. Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh lalu diikuti dengan pembahasan secara terperinci. Contohnya dalam topik pengaruh internet seperti pengguna internet yaitu anak, remaja, dan dewasa, manfaat interner yaitu media informasi,bisnis dan jaringan sosial, dan lain-lain.
§  Familiaritas. Dimulai dengan mengemukankan sesuatun yang sudah dikenal kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal yang kurang dikenal atau belum dikenal. Dalam keadaaan tertentu cara ini diterapkan dengan menggunakan analogi.
§  Akseptabilitas. Urutan ini mirip dengan familiaritas dimana akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh pembaca.

4.      Macam-macam outline
a.       Berdasarkan sifat rinciannya
§  Kerangka karanga sementara / non formal terdiri dari 2 tingkat yaitu topiknya tidak komplek dan akan segera digarap.
§  Kerangka karangan formal terdiri dari 3 tinggak yaitu topiknya sangat komplek, topiknya sederhana tetapi tidak segera digarap.
Cara kerjanya yaitu rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah menjadi sub yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama.
b.      Berdasarkan perumusan teksnya
§  Kerangka kalimat
§  Kerangka topik
§  Gabungan antara keduanya

5.      Syarat outline yang baik
a.       pengungkapkan maksud harus jelas. Pililah topik yang merupakan hal yang khas kemudian tentukan tujuan yang jelas.
b.      Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c.       Pokok-pokok dalam kerangka harus disusun secara logis, sehingga rangkaian gagasan tergambar jelas.
d.      Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada dasarnya untuk menyususn karangan dibutuhkan langkah awal untuk membentuj kebiasan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.

6.      Langkah-langkah menyusun karangan
a.       menentukan tema dan judul. Tema adalah pokok persoalan yang mendasari karangan. Judul adalah kepala karangan.
b.      mengumpulkan bahan. Bahan dapat dikumpulkan dengan banyak cara sesuai dengan cara dari masing-masing penulis.
c.       menyeleksi bahan. Agar tidak terlalu bias dan abstrak perlu memilih bahan yang sesuai dengan tema pembahasan melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Berikut ini petunjuknya:
a.      Catat hal penting
b.      Jadikan membaca sebagai kebutuhan
c.       Banyak diskusi dan mengikuti kegiatan ilmiah
d.      Membuat kerangka yang berfungsi sebagai berikut:
§  Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
§  Memudahkan penulis dalam menguraikan permasalahan.
§  Membantu menyeleksi materi yang penting atau yang tidak.

7.      Tahapan dalam menyusun Outline
a.       Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelakan gagasan yang timbul)
b.      Mengatur urutan gagasan
c.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan sub bab.
d.      Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap. Kerangka yang baik adalah yang urut dan logis karena bila ada gagasan yang bersilang akan mempersulit proses pengembangan .
e.       Mengembangkan  kerangkan karangan. Proses ini bergantung pada penguasaan terhadap materi yang ditulis.

TATA CARA PENULISAN ILMIAH

A.   KAIDAH PENULISAN

Dalam penyusunan KTI harus memperhatikan kaidah sebagai berikut: 

1.  Asli, yaitu karya tulis ilmiah merupakan hasil pemikiran penulis sendiri bukan plagiasi, jiplakan atau disusun dengan tidak jujur. 
2.   Manfaat, yaitu karya tulis ilmiah memiliki urgensi karena diperlukan, dan mempunyai nilai manfaat pada masing-masing bidang sesuai jenis jabatan fungsionalnya. 
3.  Substansi, yaitu materi karya tulis ilmiah yang disajikan harus merupakan bagian dari tugas utama masing-masing pejabat fungsional RIHP.                     ( Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian )
4.    llmiah, yaitu karya tulis ilmiah didasari oleh kaidah keilmuan yang memiliki struktur logika dan terbuka terhadap pengujian kebenaran. 
5.  Konsisten, yaitu karya tulis ilmiah relevan dengan lingkup tugas utama masingmasing pejabat fungsional RIHP.   ( Rumpun Ilmu Hayat Lingkup Pertanian )
6.    Objektif, yaitu penulis tidak boleh:
a. mengganti fakta dengan dugaan;
b.  menyembunyikan kebenaran dengan menggunakan makna ganda (ambiguitas);
c. berbohong dengan mengacu data statistik;
d. memasukkan dugaan pribadi dalam karya tulisnya.
    
   B.   TATA CARA PENULISAN

Penulisan karya tulis ilmiah bagi pejabat fungsional RIHP pada dasarnya memuat ketentuan atau tata cara penulisan yang berlaku umum dalam penyusunan karya ilmiah. Agar lebih mudah dipahami, maka penulisan karya tulis ilmiah harus memperhatikan tata cara penulisan, sebagai berikut: 
a.      Dalam bahasa Indonesia:
Menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
1) Untuk kata serapan bahasa asing, dipergunakan cara penulisan kata serapan yang telah dibakukan.
2) Penggunaan peristilahan di bidang komputer mengikuti penggunaan istilah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Dalam bahasa Asing:
Menggunakan kaidah tata bahasa (gramatikal) dalam bahasa asing yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum.

C.   SISTEMATIKA PENULISAN 

Karya tulis ilmiah dibangun oleh kesatuan gagasan yang dapat diidentifikasi berdasarkan pemaknaan tautan antar gagasan yang tertuang dalam setiap bagian karangan. Sistematika atau kerangka karya tulis ilmiah umumnya terdiri atas 3 (tiga) bagian utama yaitu bagian awal atau pembuka, bagian batang tubuh/isi tulisan, dan bagian akhir

1.    Bagian awal atau pembuka menyajikan latar belakang masalah penulisan atau kajian, diikuti bagian permasalahan atau rumusan masalah, dan menyajikan maksud dan tujuan penulisan atau kajian. 
2.    Bagian batang tubuh tulisan merupakan bagian pembahasan tentang pokok tulisan dan permasalahannya dengan sistematika yang didasarkan pada kompleksitas suatu masalah yang disajikan. 
3.    Bagian akhir merupakan bagian simpulan yang harus mencakup gagasan utama yang dituangkan dalam isi tulisan. Bagian akhir atau simpulan merupakan jawaban atas masalah yang disertai saran atau rekomendasi dari hasil pembahasan. Ketiga bagian tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkandalam penulisan karya tulis ilmiah.  

Sistematika atau kerangka karya tulis ilmiah terdiri atas judul, nama dan alamat penulis, abstrak, pendahuluan, landasan teori/tinjauan pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan, saran, ucapan terima kasih dan daftar pustaka.

1.      Judul

Judul karya tulis ilmiah harus singkat, tepat, tidak multi tafsir, dan sesuai dengan masalah yang ditulis. Judul sebaiknya tidak lebih dari 12 (dua belas) kata, diketik dengan huruf kapital dicetak tebal (tidak termasuk kata sambung dan kata depan) yang mengandung beberapa kata kunci untuk memudahkan pemayaran (penelusuran) pustaka. 

2.      Nama dan Alamat Penulis 

Nama penulis diketik lengkap di bawah judul beserta ama dan alamat instansi. Bila nama dan alamat instansi lebih dari satu diberi tanda asteriks*) dan diikuti alamat penulis sekarang. Jika penulis lebih dari 1 (satu) orang kata penghubung digunakan kata ”dan”. 

3.      Abstrak

Bagian abstrak menggungkapkan hasil penelitian atau kajian secara singkat dan pernyataan apa yang telah disimpulkan sehingga pembaca akan dapat memahami inti sari dari tulisan hanya dengan membaca bagian ini.

Abstrak merupakan ulasan singkat/pernyataan apa yang telah dilakukan, dihasilkan, dan disimpulkan, yang harus ditulis dalam bahasa indonesia atau bahasa inggris, selain bahasa Indonesia ditulis huruf miring. Abstrak disusun dalam 1 (satu) paragraf, panjangnya tidak lebih dari 1 (satu) halaman, dan maksimal 150 kata, dengan huruf arial ukuran 12 serta diketik dengan 1 (satu) spasi. Kata ”Abstrak” ditulis dalam huruf kapital dan diletakkan ditengah. Abstrak dilengkapi dengan kata kunci yang terdiri atas 2 (dua) sampai dengan 5 (lima) kata, ditulis miring. 

Dalam menyusun abstrak, tempatkan diri Anda sebagai pembaca. Mereka ingin mengetahui dengan cepat garis besar pekerjaan Anda. Jika sesudah membaca bagian ini pembaca ingin mengetahui perincian lain, mereka akan membaca karya Anda selengkapnya. Penyajian abstrak selalu informatif dan faktual. Untuk meningkatkan informasi yang diberikan, tonjolkan temuan dan keterangan lain yang baru bagi ilmu pengetahuan dan suguhkan angka-angka. Abstrak hanya memuat teks, tidak ada pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel. 

4.  Pendahuluan

Bagian pendahuluan merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat meliputi latar belakang, tujuan dan manfaat, dan hipotesis (jika ada). Bagian ini mengungkapkan informasi dan deskripsi tentang permasalahan penelitian atau kajian yang biasanya terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, asumsi atau hipotesis dan kerangka pikir.

Latar belakang masalah dapat bersumberkan hasil penelitian terdahulu, penemuan, fakta sehari-hari, teori atau hipotesis, status ilmiah terkini (state of the art). Dengan menguraikan rumusan masalah dan tujuan penelitian, penulis hendaknya dapat mengemukakan hipotesisnya dalam pendahuluan ini.

Latar belakang merupakan argumentasi yang menunjukan permasalahan serta situasi yang melatarbelakangi penulisan. Penyajian bagian latar belakang dilakukan dengan cara mengkonfrontasi antara teori atau konsep dengan hasil yang diperoleh. Bagian rumusan masalah merupakan bagian yang menjelaskan permasalahan yang akan dikaji atau diteliti. Rumusan ini biasanya disajikan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Pertanyaan dalam rumusan masalah harus dapat terukur oleh aktivitas kajian atau penelitian yang dilakukan.

Tujuan dan manfaat harus terkait dengan masalah yang akan ditulis, dan merujuk pada hasil yang akan dicapai, serta mengungkapkan secara spesifik manfaat yang akan diperoleh. Tujuan diarahkan pada pemecahan masalahmasalah yang menjadi permasalahan. Manfaat dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis diarahkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan manfaat praktis dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Bagian hipotesis dalam penulisan karya tulis ilmiah bergantung pada pendekatan yang digunakan. Hipotesis diungkapkan secara lugas, singkat,  dan padat dengan pernyataan mendorong pembuktian dalam pengolahan data. Pembuktian hipotesis menjadi dasar bagi pembahasan yang menghubungkan antara variabel penelitian atau kajian dengan indikator dari setiap variabel tersebut.

5.  Landasan Teori / Tinjauan Pustaka

Landasan teori  merupakan deskripsi lengkap teori-teori yang digunakan dan dirangkai sebagai argumen keilmuan yang dilandasi dengan serangkaian teori. Landasan teori yang digunakan adalah untuk menjawab dan membahas permasalahan.

Tinjauan Pustaka merupakan dasar pijak penelitian atau kajian secara teoritis. Pijakan ini berdasarkan referensi atau temuan penelitian atau kajian lain sejenis yang akan digunakan untuk membahas permasalahan yang akan diteliti atau dikaji. Kerangka pikir merupakan dasar teoritis yang menjadi dasar berfikir dari penulis dalam melakukan penelitian atau kajian serta disajikan dalam bentuk deskripsi setiap teori yang digunakan.

6.      Metodologi 

Metodologi adalah kerangka pendekatan studi, yang digunakan sebagai analisis suatu teori, metode percobaan, atau kombinasi keduanya. Metodologi yang digunakan diuraikan secara terperinci (perubahan, model yang digunakan, rancangan karya tulis ilmiah, teknik pengumpulan dan analisis data, serta cara penafsiran). Aspek-aspek ini tidak seluruhnya ada pada bagian metode, tetapi bergantung pada jenis dan pendekatan penelitian atau kajian yang dilakukan.

7.      Hasil dan pembahasan  

Hasil dan pembahasan memaparkan dan menganalisis data yang mencakup uraian dengan mengungkapkan, menjelaskan, membahas, dan menganalisis hasil tulisan yang mengacu pada tujuan penulisan. Hasil yang diperoleh harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan masalah, serta disajikan secara sistematis, dengan menampilkan tabel, gambar, grafik, atau data dukung lainnya. Tabel dan gambar harus dilengkapi nomor urut menggunakan angka, dan bila diperlukan disertai keterangan tambahan, seperti acuan dan arti singkatan. Pembahasan mengemukakan gagasan dan argumentasi secara bebas, singkat dan logis. Pembahasan diberikan berdasarkan hasil, teori, dan hipotesis, disampaikan secara jelas, padat, dan rasional.

Hasil penelitian, survei atau simulasi/pemodelan/rancang bangun beserta analisis dan pembahasannya disajikan secara sistematis, bersama-sama atau secara terpisah berupa uraian, tabel, atau gambar. Data yang dilaporkan sudah harus berupa data yang telah diolah, bukan data mentah. Untuk karya tulis hasil kajian dan hasil bahasan teoritis, informasi pustaka yang akan dipermasalahkan dan pembahasannya dapat diuraikan secara bersama-sama atau secara terpisah yang disajikan secara sistematis, rasional, dan lugas.

8.      Simpulan  

Simpulan merupakan hasil generalisasi atau keterkaitan dengan masalah, yang memuat ringkasan hasil dan jawaban atas tujuan, serta konsisten dengan masalah dan tujuan. Pada bagian simpulan diungkapkan makna yang merupakan deskripsi jawaban dari rumusan masalah. 

Simpulan tidak hanya mengemukakan fakta, tetapi juga harus menjawab hipotesis yang disebutkan pada bab pendahuluan serta menjelaskan pencapaian tujuan penelitian yang telah dilakukan. Simpulan ditulis secara ringkas dan padat.

9.      Saran 

Saran merupakan rekomendasi dari hasil penelitian atau kajian dan harus berdasarkan simpulan, sehingga bukan merupakan pikiran atau pendapat penulis. Saran merupakan tindak lanjut dari penyelesaian suatu permasalahan yang disajikan berdasarkan hasil penelitian atau kajian.

Uraian saran dapat mengemukakan kelemahan atau kekekurangan pelaksanaan penelitian/pengkajian/survei/evaluasi/telaahan, serta hal-hal yang perlu disempurnakan pada tahap berikutnya.

Ucapan terima kasih (bila diperlukan)

Ucapan terima kasih ditujukan kepada para pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian/pengkajian/survei/evaluasi/telaahan.

11.   Daftar Pustaka

Daftar pustaka berupa daftar dari semua artikel jurnal dan pustaka lain yang diacu secara langsung di dalam karya tulis ilmiah.Teknik penulisan dan pengacuan dijelaskan secara terperinci pada daftar pustaka.
Pencantuman pustaka selain merupakan suatu bentuk penghargaan dan pengakuan atas karya atau pendapat orang lain juga sebagai sopan santun professional.  Pencantuman pendapat orang lain tanpa merujuk ke sumbernya akan mengesankan plagiarisme. Komunikasi pribadi tidak termasuk dalam pustaka yang mudah diperoleh. Bila diperlukan, nyatakan hal ini dalam teks atau catatan kaki.

D.  Format Penyajian Karya Tulis Ilmiah

Dilihat dari sudut sistematika penulisan, setiap bentuk karya tulis ilmiah pejabat fungsional RIHP mempunyai bagian dan tata urutan penyusunan dalam format penyajian sebagai berikut: 

1.      Bentuk Buku dan Non Buku yang dipublikasikan 

Format penyajian buku dan non buku yang dipublikasikan tidak terikat pada sistematika penulisan hasil laporan penelitian/pengkajian. Hal ini ditentukan oleh kebutuhan, antara lain media atau forum dimana karya tulis tersebut akan dimuat, namun proses penyusunannya harus tetap melalui proses identifikasi, deskripsi, analisis, dan memberikan konklusi ataupun rekomendasi.

2.      Bentuk Buku dan Non Buku yang tidak dipublikasikan 

Untuk dapat dinilai sebagai karya tulis ilmiah buku dan non buku yang tidak dipublikasikan harus memiliki kriteria sebagai berikut: 

a.      Bagian awal memuat: 
1) Halaman judul; 
2) Abstrak; 
3) Kata Pengantar; 
4) Daftar isi; 
5) Daftar tabel (jika ada); 
6) Daftar gambar/grafik (jika ada). 
7) Daftar Lampiran (jika ada).

b. Bagian batang tubuh memuat: 
1) Bagian Pendahuluan 
Bagian pendahuluan terdisi atas latar belakang, tujuan, manfaat, dan hipotesis (bila ada). Proporsi bagian pendahuluan ini ± 15% dari isi karya tulis ilmiah
2) Bagian Isi 
Bagian isi terdiri atas landasan teori / tinjauan pustaka, metodologi, serta hasil dan pembahasan. Proporsi bagian ini ± 70% dari isi karya tulis ilmiah.
3) Bagian Penutup 
Bagian ini terdiri atas simpulan, saran dan daftar pustaka. Proporsi bagian ini ± 15% dari isi karya tulis ilmiah.

Sumber

http://bpptiris.blogspot.co.id/2013/07/kaidah-tata-cara-sistematika-penulisan.html